Siapa Diriku ?

hari ini adalah hari minggu.

menurut kebanyakan orang, hari minggu adalah hari dimana mereka dapat menghabiskan waktu mereka dengan bebas dan tak peduli dengan pekerjaan, perkuliahan, sekolah, dan lain sebagainya.

ada yang mengisi waktunya dengan melakukan hobinya, berkumpul dengan teman, berpetualang, membersihkan tempat tinggal, atau mungkin hanya bermalas-malasan.

bagiku sendiri hari minggu adalah hari dimana aku dapat menjadi diriku sendiri.

bagaimana caranya?

yang pertama dan paling utama adalah mencari tempat yang sepi, yang jarang dilalui oleh orang lain. tempat yang aku maksud seperti rumah kakekku yang ada dipedesaan dimana jarak antar rumah masih berjauhan sehingga tempatnya sangat tenang, atau loteng yang ada dirumahku, atau bisa juga gubuk yang berada di tengah sawah. intinya, tempat yang sepi dimana kamu dapat merasakan suasana “kekosongan”

ketika aku sudah menemukan tempat tersebut dan berada disana, aku kemudian duduk bersila, dan memejamkan mataku sambil bertanya “siapa diriku?” walaupun aku menanyakan pertanyaan itu, aku tidak akan langsung menjawabnya karena aku sendiri sampai sekarang belum menemukan jawabannya. dan mungkin tidak akan pernah menemukan jawabannya. walaupun begitu aku terus mempertanyakan “siapa diriku?” karena dengan pertanyaan ini aku bisa menjadi diriku.

aku mengulangi terus pertanyaan ini sampai aku merasa sudah menyerah untuk menemukan jawabannya. menyerah bukan bearti aku tidak menemukan jawabannya namun menyerah adalah jawabannya. walaupun begitu, aku terus-menerus mengulangi pertanyaan ini setiap minggu-nya dan tak pernah bosan dengannya.

beberapa dari temanku menganggap kalau aku adalah orang aneh karena menganggap apa yang kulakukan hanyalah sebuah hal yang sia-sia. namun aku tahu dalam hati kecil mereka jika mereka hanya iri pada diriku karena diriku tak pernah menyerah untuk menemukan “siapa diriku?”

bagiku siapa saja yang sudah menemukan jawaban atas pertanyaan “siapa diriku?” bukanlah orang yang masih hidup di dunia ini karena dia telah menemukan siapa “dia” sebenarnya.